Bismillah ketika waktu pagi sepenggalah
aku menyesal, galau tanpa arah
tenanglah jiwa , kan kuceritakan semua
apa sebab ku berduram durja
sahabatku,
aku terpaku di sudut waktu
membaca banyak detak berjarak
tik tak tik tak tik tak
membaca banyak detak berjarak
tik tak tik tak tik tak
lalu kini dalam benakku
diri ini tidaklah lebih hina dari benalu
tidakkah kau tahu, futur itu membayangiku?
diri ini tidaklah lebih hina dari benalu
tidakkah kau tahu, futur itu membayangiku?
Ketika terbuka ketiak matahari
Akupun terdiam Bagai si bisu yang berpuisi
Hanya nanar tatapan mata berameliyorasi
Kening berkerut purut Menghiasi dahi
Hanya nanar tatapan mata berameliyorasi
Kening berkerut purut Menghiasi dahi
Sahabat, Kuharap hatimu mengerti
Apa sebab aku begini.
Apa sebab aku begini.
Hingga remang senja yang gamang
Kususuri rimba rimba perjalanan
Kutemui buih buih kehidupan
penuh dosa dosa berserakan
bak gurat wajah prematur kecacatan
Duhai zat pemilik segala Maha,
aku lah orang pendosa, dan Kau pengampun dosa
sungguh tak kuat aku untuk menanggung azab-Mu
ampunilah dosaku yang bertabur bagai debu
Sahabatku,
Kemelut rasa dihatiku menjadikan aku makin batu
Aku memegang keangkuhan belati
Menancapkannya didada dan menorah luka
Aku berjalan diantara malam–malam yang
ditinggalkan sajak bintang,
gelap dan pekat
Engkaukah itu, yang berjingkat mengikutiku
menawarkan selaksa cahaya?
Sahabatku,
Ku tengah mencari iman di tumpukkan jerami
Maka nasihatmu teramat sangat kini ku nanti
Hiasi katamu dengan majas cinta agar sejukkan hati
Ku masih Menyusuri,
Dari pintu ke pintu ketukanku kembali
Berpeluh cari pelangi di malam hari
Dari peluh ke rindu akupun mengaji
Tak tamat baca cinta Alif Lam Mim puisi
*selesai – di sudut utara kamar kosan, pogung dalangan sleman yogyakarta
Ketika dhuha, terinspirasi dari kefuturan jiwa, maka nasihatilah aku sahabat.
Assalamu'alaykum Warohmatulloh Wabarokatuh..
BalasHapustes...