Laman

..::Ahlan wa sahlan ya ikhwatii fillah::..

sebait rindu yang bertunas

sejengkal lagi kematian akan menjemputku .
tak ada lagi yang berbekas, termungkinkan kecuali tulisan ini .
Alangkah bahagia diri jika kau mendo'akan diriku dalam ampunan ..
Akupun mendo'akan kita agar kita dapat bertemu kelak di jannah-Nya , bersama kita nikamati menatap wajah-Nya dan kelak kita jelang senyuman bidadari edisi spesial ..
Semoga kita dimudahkan ..

....:::sahabatmu yang berusaha hidup untuk Yang Menghidupkannya, dan yang berusaha mati hanya untuk Yang Mematikannya. Sahabamu yang berusaha untuk dengan Dia, Zat dari segala maha, ALLOHU TA'ALA :::....

tentang syukur dan udara

Kepada rembulan, bukanlah tentang bulatan menguning ku terpesona, namun tentang zat yang memberinya keteguhan yang ada padanya hingga ia mampu mengedarkan kemuningnya di ufuk ufuk jiwa. Malamku ditemani semburat mendung ditengah ombang ambing lautan kegalauan. Kucoba berbagi rautan senyum sang purnama bersama riuhnya desisan ombak. Ku lihat lagi langit pun agak merajuk, tampaknya ia masih saja termangu menanti sobekan sampulnya dapat terjahit. Dengan memohon pertolongan Alloh, kiranya langit itu adalah hatimu, maukah kujahit sobekan langit dihatimu? Bersama kan kita renungi ayat kauniyahnya, bermula dari udara . bismillah.



Sahabat, mari kita hirup udara nan segar. Tarik nafas. Hembuskan. Tarik nafas. Hembuskan. Tarik nafas. Adakah kiranya kau menyadari sesuatu? Kucermati bahwa didalam udara terdapat macam komponen gas. Kelak kan kau dapati bahwa dalam udara tersebut terdapat komposisi persentasi kadar gas yang seimbang sebagaimana yang dibutuhkan oleh manusia dan makhluk lainnya. Tidakkah kau melihat bahwa ALLOHU TA’ALA adalah Zat Maha Adil. Ketika kita banyak membutuhkan sesuatu, maka akan pula disediakan stock yang banyak oleh ALLOHU TA’ALA. Kita butuh air, maka akan disediakan oleh ALLOH. Kita butuh udara maka akan pula disediakan oleh ALLOH , biidzbnillah. Coba bandingkan, lebih besar mana perbandingan kebutuhan kita antara air dan udara. Tentulah udara. Sehingga ALLOHU TA’ALA memberikan persentasi udara lebih banyak disbanding air. Apakah kau tak berfikir? Sungguh sangat besar nikmatNya. ”Perhatikanlah bagaimana (kami) berkali kali memperlihatkan tanda-tanda kebesaran (Kami) kemudian mereka tetap berpaling juga.”[1]

Sahabat, kucoba pula ajak kau merenung. Tentulah kita tahu bahwa kita bernafas dengan oksigen, lantas apa jadinya jika ada zat selain nitrogen, helium, argon, zat lemas, krypton dan gas mulia yang terkandung dalam udara lainnya juga masuk kedalam organ pernafasan yang notabene zat tersebut mengganggu pernafasan. Pernahkah terbayangkan sebelumnya? Dan lagi lagi kita dapati Alloh begitu bijaknya, yang mengatur kuasa sedemikian rupa sehingga Ia ciptakan hidung yang dapat menyaring sesuatu yang tak diperkenankan masuk ke organ pernafasan. Subhanalloh.

“Maka nikmat Robb kamu yang manakah yang kau dustakan?”[2]

Sahabat, belum selesai sampai disini kita kan bertafakkur. Ketahuilah bahwa dalam 1 hari, kita bernafas udara sebanyak 57600 liter udara, dan Oksigen adalah 20% dari 57600, yakni 11.520 liter oksigen. Tunggu sejenak sahabat, aku tak ingin mengajak kau untuk bermesra dengan matematika. Tapi yang ingin ku percikkan adalah dari retorika tafakkur untuk menambah keimanan kita. Insya ALLOH.

Sahabat, kudapati bahwa harga tabung oksigen per liternya adalah Rp 6.600. Tentulah kau dapat membayangkan berapa dalam sehari jika kita konversi ke nilai rupiah. Ya, Rp 760.000. Sahabat, itu baru dalam 1 hari. Bagaimana jika sebulan yang jika kita akumulasikan menjadi Rp 22.800.000. [3] Apabila dalam setahun maka akan kita dapati besaran Rp 273.600.000. Sahabat, pernahkah terbayangkan sebelumnya jika kita dituntut untuk membayar tiap liter oksigen kepada Alloh selama kita hidup? Jikasanya 17 tahun umur kita, maka kita harus membayar 4,65 Milyar rupiah. Subhanalloh. Ini baru bicara tentang oksigen sahabat, belum nikmat yang lain, sedang Alloh berfirman “Dan jika kamu menghitung menghitung nikmat ALLOH tidaklah dapat kamu menghitungnya”[4]. Sungguh Alloh amatlah baik kepada kita. Namun kita sungguh tak tahu diuntung, bermaksiatpun telah mendarah daging bahkan jadi tren . Na’udzubillah.



Sahabat, Apakah kiranya hari ini ada lafadz ‘alhamdulillah’ yang keluar dari lisan kita? Dalam lembaran tinta yang terbaca, Oleh lisan, "alhamdulillah" adlh proklamasi syukur. Pada saat yg sama, oleh raga, haruslah syukur itu dijelmakn menjadi amal shalih nan shahih.[5]

Sahabat, lantas apatah kiranya yang membuat kita enggan sholat 5 waktu? Sedang FB-an lebih dari 5 waktu menengok status pun kita bisa. Apatah yang membuat kita enggan membaca alqur’an sedang komik manga dan novel sempalan bisa kit abaca? Apatah yang membuat kita enggan zikir pagi dan petang, sedang untuk sms pacar kita bisa. PADAHAL, pacaran ndak ada dalam islam. ALLOHU A’LAM.



Sungguh ku dapati jiwa ini jarang bersyukur, kunasehatkan tulisan ini untuk diriku. Kumohon nasihatmu, sahabat!



From :: erlan iskandar (sahabatmu yang mencinatai orang sholeh meskipun ia belum termasuk didalamnya, sahabatmu yang membenci ahlul maksiat meskipun ia jauh lebih hina dari mereka) [6]



::: Footnote :::

Al An’am 46
Ar Rohman
Khutbah Jum’at setahun, Darul Haq – topic ‘mensyukuri nikmat’
Ibrahim 34
Menukil status Fb – Akh. Fachrian Almer Akiera
Menukil perkataan Ibnul Mubarok

Selesai di Pesawaran ...

Inspirasi tergali ketika tengah terombang ambing di lautan, diatas selat sunda ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar