Kepada rembulan, bukanlah tentang bulatan menguning ku terpesona, namun tentang zat yang memberinya keteguhan yang ada padanya hingga ia mampu mengedarkan kemuningnya di ufuk ufuk jiwa. Malamku ditemani semburat mendung ditengah ombang ambing lautan kegalauan. Kucoba berbagi rautan senyum sang purnama bersama riuhnya desisan ombak. Ku lihat lagi langit pun agak merajuk, tampaknya ia masih saja termangu menanti sobekan sampulnya dapat terjahit. Dengan memohon pertolongan Alloh, kiranya langit itu adalah hatimu, maukah kujahit sobekan langit dihatimu? Bersama kan kita renungi ayat kauniyahnya, bermula dari udara . bismillah.
Sahabat, mari kita hirup udara nan segar. Tarik nafas. Hembuskan. Tarik nafas. Hembuskan. Tarik nafas. Adakah kiranya kau menyadari sesuatu? Kucermati bahwa didalam udara terdapat macam komponen gas. Kelak kan kau dapati bahwa dalam udara tersebut terdapat komposisi persentasi kadar gas yang seimbang sebagaimana yang dibutuhkan oleh manusia dan makhluk lainnya. Tidakkah kau melihat bahwa ALLOHU TA’ALA adalah Zat Maha Adil. Ketika kita banyak membutuhkan sesuatu, maka akan pula disediakan stock yang banyak oleh ALLOHU TA’ALA. Kita butuh air, maka akan disediakan oleh ALLOH. Kita butuh udara maka akan pula disediakan oleh ALLOH , biidzbnillah. Coba bandingkan, lebih besar mana perbandingan kebutuhan kita antara air dan udara. Tentulah udara.
sebait rindu yang bertunas
sejengkal lagi kematian akan menjemputku .
tak ada lagi yang berbekas, termungkinkan kecuali tulisan ini .
Alangkah bahagia diri jika kau mendo'akan diriku dalam ampunan ..
Akupun mendo'akan kita agar kita dapat bertemu kelak di jannah-Nya , bersama kita nikamati menatap wajah-Nya dan kelak kita jelang senyuman bidadari edisi spesial ..
Semoga kita dimudahkan ..
....:::sahabatmu yang berusaha hidup untuk Yang Menghidupkannya, dan yang berusaha mati hanya untuk Yang Mematikannya. Sahabamu yang berusaha untuk dengan Dia, Zat dari segala maha, ALLOHU TA'ALA :::....
kumohon nasihatmu
Dengan bismillah , kuawali tulisan ini. Bak ibaratkan ada yang berdesir ketika dinasti waktu mengalir. Ada yang menghentak ketika dada ini tersentak. Terasa sekali tertampar, ketika wajah ini tertatap nanar. Ya, kudapati diri ini begitu terpedaya dengan dunia. Tak pelak kuhadiahkan tulisan ini bagiku dan bagimu yang bernasib sama. Namun kurasa kau lah lebih mulia ketimbang diri ini yang hina. Sehingga ku bagi curahan hatiku, agar kau tahu seberapa rindu aku akan nasihatmu. Kumohon nasihatmu wahai saudaraku di jalan keimanan. Ku Berharap kembali dapat aku temukan hati yang lagi lagi terisolasi karena limbah kemaksiatan yang makin menjadi.
Mari kita buka mata buka telinga buka hati, agar ini tak hanya sekedar jadi rekreasi nurani. Kita berdoa kepada Allohu ta’ala semoga Alloh menggerakkan ubun ubun kita dalam ketaatan dan kasih sayang-Nya.
Mari kita buka mata buka telinga buka hati, agar ini tak hanya sekedar jadi rekreasi nurani. Kita berdoa kepada Allohu ta’ala semoga Alloh menggerakkan ubun ubun kita dalam ketaatan dan kasih sayang-Nya.
catatan kecil
Ini hanyalah tinta biasa. Tidak terlalu special. Catatan kecil ini bukanlah karya dari penulis ternama atau bahkan sastrawan pujangga. Hanyalah goresan hitam kehidupan dari sang jiwa yang syarat dosa dan kegalauan. Tulisan yang mendawamkan muqaddimah keluh kesah nan pencari hikmah. Kutulis mantera tinta dengan kata. Karena rasa, indah bila ditangkap ekspresi kata. Semoga Allohu ta’ala menjadikanku kedalam golongan orang orang yang ikhlas. Bismillah.
::::Berawal dari Mushola Asy Syifa
Sahabat, Ketika ridho-Nya menyapa terjagaku, kudapati kantukku yang hilang karena Terdengar sayup suara serak parau, Suara itu nampaknya dari ruang sunyi bernama mihrob dari surau. Pun ku dapati berpuluh pasang telinga tak hirau. Berpuluh pasang bibir betah bersenda gurau. Menit pun berlalu, Sejak seruan terpenggal batuk membisu. Sementara genit terus merayu dari suara-suara merdu penawar sendu. Sang pemuda tegar nan bersahaja duduk bersila menanti jamaah tiba. Duh, betapa iri hati ini kepada mereka yang semangat menuntut ilmu dan mengamalkan ilmunya di jalan ketaatan. Pula, jiwa ini begitu pilu melihat ghiroh tak kunjung nampak. Mengapa jiwa ini malas sekali beramal. Padahal, amal amal sedikit yang telah dikerjakan belum tentu diterima. Sudah tahu pula jiwa ini amal itu belum pasti diterima, bodohnya begitu nyamannya jiwa ini bermaksiat. Duhai jiwa, celakalah dirimu. Sedih hati.
::::Berawal dari Mushola Asy Syifa
Sahabat, Ketika ridho-Nya menyapa terjagaku, kudapati kantukku yang hilang karena Terdengar sayup suara serak parau, Suara itu nampaknya dari ruang sunyi bernama mihrob dari surau. Pun ku dapati berpuluh pasang telinga tak hirau. Berpuluh pasang bibir betah bersenda gurau. Menit pun berlalu, Sejak seruan terpenggal batuk membisu. Sementara genit terus merayu dari suara-suara merdu penawar sendu. Sang pemuda tegar nan bersahaja duduk bersila menanti jamaah tiba. Duh, betapa iri hati ini kepada mereka yang semangat menuntut ilmu dan mengamalkan ilmunya di jalan ketaatan. Pula, jiwa ini begitu pilu melihat ghiroh tak kunjung nampak. Mengapa jiwa ini malas sekali beramal. Padahal, amal amal sedikit yang telah dikerjakan belum tentu diterima. Sudah tahu pula jiwa ini amal itu belum pasti diterima, bodohnya begitu nyamannya jiwa ini bermaksiat. Duhai jiwa, celakalah dirimu. Sedih hati.
ya bunayya
Persembahan untuk kau anakku. Meski kau belum ada di dunia. Wajar memang, karena ayah sampai kini pun belum memiliki sesosok ‘aisyah. Terlebih pula ma’isyah. Ketahuilah, ayah sedang menuntut ilmu di kampus peradaban, universitas gadjah mada. namun apa mau dikata, kerinfuan ayah akan sosokmu tengah memuncak. Hingga ayah hadirkan kerinduan ini lewat tinta ini. Ayah kan coba coba, tuk percikkan uraian uraian kata menjadi prosa indah dan berima senada. Bismillah.
Wahai anakku, ku titip pesan ini untukmu. Kuhadiahkan hanya untukmu. Agar nanti dapat kukabarkan pada dunia bahwa setelah mencintai Allohu ta’ala dan Rosul-Nya, ayah mencintai orang sholeh sepertimu dijalan keimanan. Insya Alloh. Kiranya bila dapat ayah gapai rembulan di semburat malam, kan ayah raih cahayanya dan kana ayah tuliskan namamu di pesona sinarnya, Agar dunia tahu betapa bahagianya ayah memiliki anak sepertimu.
Wahai anakku, ku titip pesan ini untukmu. Kuhadiahkan hanya untukmu. Agar nanti dapat kukabarkan pada dunia bahwa setelah mencintai Allohu ta’ala dan Rosul-Nya, ayah mencintai orang sholeh sepertimu dijalan keimanan. Insya Alloh. Kiranya bila dapat ayah gapai rembulan di semburat malam, kan ayah raih cahayanya dan kana ayah tuliskan namamu di pesona sinarnya, Agar dunia tahu betapa bahagianya ayah memiliki anak sepertimu.
untuk adik yang ujian
Ketika awan berarak di taman hati. Dedaunan kering yang runtuh mulai berzikir ala nya. Coba telusuri pengap perjalan. Disini aku tak hanya berdoa mengharap selusur cahaya. Ku pula cari benderang sinar tersirat di rimba kasih. Ku kecapi luka gulana aku tak hanya meratap bila tiba gelombang kepedihan. Aku tak hanya berdiam bila datangnya arus kesedihan. Kucoba pinta pada Sang Maha sambil merenungi ayat ayat kauniyahNya. Di bukit ini adikku, kan kita renungi bersama. Semoga renungan ini menambah kecintaan dan keimanan kita karena Allohu ta’ala.
---000---000---000---
::: Senarai Mutiara kata
Penghormatan kepada pemilik semangat yang tinggi. Merekalah bagian suci dari manusia. Mereka kelompok mulia dan terhormat.Tuntutlah selalu ketinggian. Musa ’alaihissalam dahulu dikhususkan dengan dapat berbicara dengan Alloh. Burung hud hud namanya tercantum dalam surat An Naml ketika mebawa surat kepada ratu bilqis. Seekor semut selamat dari injakan pasukan Sulaiman ’alaihissalam, dengan jerih payah dan kesabaran. Bukankah Rosululloh sholallohu sholallohu ’alaihi wa salam sholat sampai kakinya bengkak. Pernah dilempari batu dan hujatan. Terjun langsung ke peperangan. Sang Bilal bin robbah , terompahnya sudah terdengar di surga karena istiqomahnya ia karena wudhu dan sholat setelahnya. Ketahuilah kemuliaan tidak datang dengan instan. Lantas engkau ingin kemuliaan tanpa keseriusan?
---000---000---000---
::: Senarai Mutiara kata
Penghormatan kepada pemilik semangat yang tinggi. Merekalah bagian suci dari manusia. Mereka kelompok mulia dan terhormat.Tuntutlah selalu ketinggian. Musa ’alaihissalam dahulu dikhususkan dengan dapat berbicara dengan Alloh. Burung hud hud namanya tercantum dalam surat An Naml ketika mebawa surat kepada ratu bilqis. Seekor semut selamat dari injakan pasukan Sulaiman ’alaihissalam, dengan jerih payah dan kesabaran. Bukankah Rosululloh sholallohu sholallohu ’alaihi wa salam sholat sampai kakinya bengkak. Pernah dilempari batu dan hujatan. Terjun langsung ke peperangan. Sang Bilal bin robbah , terompahnya sudah terdengar di surga karena istiqomahnya ia karena wudhu dan sholat setelahnya. Ketahuilah kemuliaan tidak datang dengan instan. Lantas engkau ingin kemuliaan tanpa keseriusan?
Langganan:
Postingan (Atom)