Laman

..::Ahlan wa sahlan ya ikhwatii fillah::..

sebait rindu yang bertunas

sejengkal lagi kematian akan menjemputku .
tak ada lagi yang berbekas, termungkinkan kecuali tulisan ini .
Alangkah bahagia diri jika kau mendo'akan diriku dalam ampunan ..
Akupun mendo'akan kita agar kita dapat bertemu kelak di jannah-Nya , bersama kita nikamati menatap wajah-Nya dan kelak kita jelang senyuman bidadari edisi spesial ..
Semoga kita dimudahkan ..

....:::sahabatmu yang berusaha hidup untuk Yang Menghidupkannya, dan yang berusaha mati hanya untuk Yang Mematikannya. Sahabamu yang berusaha untuk dengan Dia, Zat dari segala maha, ALLOHU TA'ALA :::....

kumohon nasihatmu

Dengan bismillah , kuawali tulisan ini. Bak ibaratkan ada yang berdesir ketika dinasti waktu mengalir. Ada yang menghentak ketika dada ini tersentak. Terasa sekali tertampar, ketika wajah ini tertatap nanar. Ya, kudapati diri ini begitu terpedaya dengan dunia. Tak pelak kuhadiahkan tulisan ini bagiku dan bagimu yang bernasib sama. Namun kurasa kau lah lebih mulia ketimbang diri ini yang hina. Sehingga ku bagi curahan hatiku, agar kau tahu seberapa rindu aku akan nasihatmu. Kumohon nasihatmu wahai saudaraku di jalan keimanan. Ku Berharap kembali dapat aku temukan hati yang lagi lagi terisolasi karena limbah kemaksiatan yang makin menjadi.

Mari kita buka mata buka telinga buka hati, agar ini tak hanya sekedar jadi rekreasi nurani. Kita berdoa kepada Allohu ta’ala semoga Alloh menggerakkan ubun ubun kita dalam ketaatan dan kasih sayang-Nya.

---------0000000000-----------



Sahabat, Kudapati dari Yang Maha benar atas segala informasi. Dia lah Yang tidak pernah mendusta lagi ingkar janji. Semilir kata dari-Nya sangatlah menyentuh jiwa. Pesan dari-Nya Terasa menyapa hati yang gersang karena kecintaan yang berlebihan atas dunia. Sangat teramat menyentil hati ini. “Ketahuilah oleh kalian, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megahan di antara kalian serta berbangga-banggaan dengan banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang karenanya tumbuh tanam-tanaman yang membuat kagum para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning lantas menjadi hancur. Dan di akhirat nanti ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.”[1]

---000---



Sahabat, kuingatkan diri ini yang terkadang lalai dan terkulai tak berdaya karena kecintaan berlebihan pada dunia. Kita lupa sekali akan hakekat kita hidup di dunia.

“Ada kecintaan apa aku dengan dunia? Aku di dunia ini tidak lain kecuali seperti seorang pengendara yang mencari teteduhan di bawah pohon, lalu beristirahat, kemudian meninggalkannya.”[2]

Tidakkah kita dapati diri yang begitu condong kepada dunia?

Ketika kita bisa bangun malam untuk nonton bola namun begitu berat untuk sholat malam. Ketika kita bisa menghabiskan waktu 2 jam untuk menonton film di bioskop namun begitu jenuh untuk mendengar kajian islam. Ketika kita bisa melahap habis lembaran novel, majalah dan komik sempalan namun begitu enggan membaca literatur islam dan Al Qur’an. Ketika kita bisa mengecek FB kala pagi dan petang namun lupa pula kita untuk zikir pagi petang. Ketika kita bisa menghabiskan ratusan ribu untuk shopping atau latihan band namun begitu enggan untuk mengeluarkan infak barang sekedar. Ketika bisa kita begadang untuk menyaksikan konser atau sinetron, namun sangat terkantuk kita ketika khotbah berada. Sungguh ku dapati diri ini begitu lalai.

Wahai kita yang menyerukan bahwa dunia dan akhirat haruslah fifty fifty. Tidakkah kita menyalahi perkataan kita?



Sahabat, sebegitu terpesonakah kita dengan dunia? Ku ajak diri kita melambung dalam literasi yang amat mengejutkan ini, “Siapa di antara kalian yang suka memiliki anak kambing ini dengan membayar seharga satu dirham?” Mereka menjawab, “Kami tidak ingin memilikinya dengan harga semurah apapun. Apa yang dapat kami perbuat dengan bangkai ini?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian berkata, “Apakah kalian suka bangkai anak kambing ini menjadi milik kalian?” “Demi Allah, seandainya pun anak kambing ini masih hidup, tetaplah ada cacat, kecil/terputus telinganya. Apatah lagi ia telah menjadi seonggok bangkai,” jawab mereka. Beliau pun bersabda setelahnya, “Demi Allah, sungguh dunia ini lebih rendah dan hina bagi Allah daripada hinanya bangkai ini bagi kalian.”[3]



Sahabat, aku tak mengajakmu untuk membenci atau menjauhi dunia. Namun yang kuajak adalah untuk memanfaatkannya dengan sebaiknya. Aku tak melarangmu untuk kaya, namun jangan sampai pula kita menghalalkan segala cara untuk mencari kekayaan. Aku tak menghalangimu untuk pintar, namun jangan samapai kita menghalalkan segala cara untuk dicap pintar (mencontek, read).



Sahabat, ketahuilah bahwa ternyata dunia ini hanyalah babak prakualifikasi. Karena yang kita tuju adalah akhirat, perkampungan abadi. Ya, kita akan menujunya, cepat atau lambat. Suka atau tidak. kita akan menuju kesana. Sehingga ku katakan bahwa setiap nafas yang terhembus adalah langkah menuju akhirat. Perjalanan ini menentukan bagaimana akhir tujuan kita. Adakah kiranya kita memanfaatkannya sebagai perbekalan atau hanya sebagai perhiasan atau hanya tempat bersenang senang?

Pun akan kukabarkan kepadamu, kucoba racik komposisi huruf semilir ini menjadi sesuatu yang bermakna. Bahwa ada seorang yang mengibaratkan kalausanya dunia ibarat sandal. Engkau mungkin bertanya tanya. Ya, sandal tidaklah begitu dibutuhkan, namun ia berguna untuk dijadikan alas kaki. Dan ketahuilah bahwa tanpa sandal kita juga akan masih bisa dapat berjalan, [biidznillah]. Begitupun dengan dunia. Dunia akan jadi berguna kalau kita memanfaatkannya sebagai bekal untuk akhirat kita. Akan menjadi sangat beguna bila kita benar benar memanfaatkannya. Satu pertanyaan untuk kita, pernahkah kita temukan ada seseorang yang begitu cinta dengan SANDAL nya?[4]



Ya Alloh, Lindungilah kami dari DUNIA yang menghalangi kebaikan AKHIRAT kami, Lindungilah kami dari KEHIDUPAN yang menghalangi kebaikan KEMATIAN kami, lindungilah pula kami dari ANGAN ANGAN yang menghalangi kebaikan DOA dan AMAL kami. Perkenankanlah aku, keluargaku dan saudaraku menjadikan surga sebagai kampung halaman, Ya Robbii . Tiadalah tempat meminta kecuali Engkau. Kabulkanlah do’a kami. Aamiin.



From :: Erlan Iskandar, (sahabatmu yang mencintai orang sholih meskipun ia belum termasuk didalamnya, sahabatmu yang membenci ahlul maksiat meski ia lebih buruk dibanding mereka)[5]\



*kutujukan ini semata untukku, bila ada kesamaan nasib atau peristiwa, itu diluar kekuasaan diriku. Karena itu kekuasaan Allohu ta’ala.

Tak ragu aku meminta kembali Nasihatmu. Tafadhdhol nasihati aku.



:::: footnote :::



Al Hadid 20
HR. At-Tirmidzi no. 2377, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih At-Tirmidzi
HR. Muslim no.7344
Menukil dari Ibadah Sepenuh Hati (Amr Khalid)
Perkataan Ibnul Mubarok

Tidak ada komentar:

Posting Komentar